
Segala puji bagi ALLAH azza wa jalla yg telah menganugrahkan
sesuatu yg IA sendiri tidak memberikannya kepada selain manusia.dan dengan akal
tersebut manusia di berikan amanah di muka bumi inisebagai khalifah(pengemban)
ketentuan dariNYA.sebagai konsekwensinya manusia dapat memilih apa-apa yg ia
inginkan untuk dirinya sendiri terlebih lagi bagi ALLAH azza wa jalla.
Akal(logika)sebuah fenomena di mana segala sesuatunya bisa
ia cerna melalui penalaran,hingga pada titik kejenuhan,ketidak berdayaan(batas
)kesempurnaan untuknya.adapun IA azza wa jalla memberikannya hanya sampai pada
sesuatu yg IA sendiri telah menetapkannya.yang manusia sendiri sebenarnya
mengetahui,setelah ia mengarunginya,meski pada dasarnya di atas ke bodohan dan
ketidak tahuan yg berujung pada ke sombongan,penentangan,pendustaan,serta
pertanyaan yg dungu.sebagaimana yg rasulullah s.a.w sabdakan:”dan
hingga syaithan membisikan sebuah pertanyaan’siapa yg menciptakan ALLAH?’.maka
jika kalian mendapati yg demikian maka berhentilah dan ucapkan;’amantu billahi
wa rasulihi(aku beriman kepada ALLAH dan rasulNYA).”(Ahmad,Abu Ya’la,Al-Bazar,At-Thabrani
dari Aisyah r.a.).
Dalam hadits di atas di khabarkan tentang kehendak,ataupun
keinginan logika manusia dengan penalarannya.dalam satu hal,sebut saja
;’pencarian tuhan’.karena ketiada batasan logika manusia yg di rasakan,yang
sebenarnya,sadar atau tidak manusia itu sendiri tahu sesungguhnya batas adalah
penalaran itu sendiri,hingga ia akan bermuara pada hati nurani terhadap
keimanan seseorang.
Lantas bagaimana merurutmu jika itu terjadi pada sesuatu
yang memang hanya terdapat dalam hukum atau nama dan sifatNYA?tentu sangat
bodoh,dikatakan kepada orang yg merasa berlogika dan mengandalkan kekuatan
nalar semata.karena IA azza wa jalla telah menurunkan hujjah berupa al-qur’an
dan sunnah rasulullah s.a.w sebagai penjelasnya.dan tentu sangat bodoh dan di
atas kedunguan yg sangat jika logika saja berhak mencari dan menemukan suatu
jawaban suatu permasalahan,malah IA azza wa jalla dikatakan ada pada diri
seseorang(menitis/bersatu).ataupun IA azza wa jalla memiliki kesamaan dengan
makhluk seperti;mempunyai anak,istri,atau satu dari dua ataupun tiga.sedang IA
sendiri menciptakan manusia pada awal kalinya(Adam a.s).
Jadi pada prinsipnya akal merupakan sebuah alat yg dengan
atau tanpanya hati tak bisa berjalan.begitu pula sebaliknya akal tidak bisa
menentukan dan bebas berkata benar,karena hati sebagai sumber
penerimaan,keduanya mempunyai timbal balik dan hubungan yg erat.sedang iman
kepadaNYA dan kepada rasulNYA adalah hujjah untuk keduanya.karena pada dasarnya
manusia itu di ciptakan dan tidak menciptakan dirinya.
Adapun aqlaniun(para penyembah/mengedepankan akal)mereka
hakikatnya sebuah fenomena kekufuran terhadap sang khalik yakni ALLAH azza wa
jalla.mereka dengan cabang yg mereka sendiri membuatnya seperti
filsafat,ataupun lainnya dari apa yg
mereka katakan ilmu,namun pada hakekatnya hanyalah permainan logika dan syak
wasangka yang tak tentu arah,berujung pada sebuah ketidak pastian sertya
nisbi.ini adalah bentuk penentangan terhadap risalah para nabi dan rasul yg
memang mereka di perintahkan untuk menjadi pembawa risalah dariNYA. sebagaimana
yang ALLAH azza wa jalla kabarkan tentang mereka:”dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu.mereka tidak lain hanyalah
mengikuti dugaan.dan sesungguhnya dugaan itu tidak berfaedah sedikitpun tentang
kebenaran.”(Q.S An-Najm 28).dan ALLAH sendiri mencela mereka dengan
firmanNYA:”ALIF.LAM,RA(inilah)kitab yg
ayat-ayatnya tersusun rapi kemudian di jelaskan secara terperinci.(yg di
turunkan)dari sisi (ALLAH) yg maha bijaksana,maha teliti.”(Q.S Hud 1)dan
firmanNYA:”bahkan mereka
mengatakandia(Muhammad)membuat-buat al-qur’an itu.’katakanlah(kalau
demikian)datangkanlah sepuluh surat semisalnya(al-qur’an)yg di buat-buat.dan
ajaklah siapa saja di antara kamu yg sanggup selain ALLAH.jika kamu orang-orang
yg benar.maka jika mereka tidak memenuhi
tantanganmu,maka(katakanlah);’ketahuilah,bahwa(al-qur’an)itu di turunkan dengan
ilmu ALLAH.dan bahwa tidak ada tuhan selain DIA,maka maukah kamu berserah diri?”(Q.S
Hud 13-14).sehingga di antara mereka ada yg tak mengenal tuhan(ateis),atupun
kafir,penentang,pendusta,sombong,tak mengenal takdir yg baik atupun buruk
dengan benar(mendustakan takdir),sebagaimana yg rasulullah s.a.w sabdakan dari Abu
Hurairah r.a ia berkata;’rasulullah s.a.w bersabda:”sesungguhnya setiap umat
itu pasti ada kaum majusinya(penyembah api/penulis)dan kaum majusi ini adalah
para pengikut aliran qadariah.oleh karena itu,janganlah kalian menjenguk mereka
apabila mereka sakit,dan jangan kalian menshalati jenazah mereka apabila mereka
meninggal dunia.”(shahih menurut Al-AlBany dlm takhrij hadits kitab
sunnan ad-Dhahak asy-Syaibany).adapun jabariyah adalah orang-orang/aliran yg
menganganggap bahwasanya manusia tidak berkehendak terhadap dirinya,artinya
ALLAH lah yg menentukan perbuatan manusia,dan manusia tidak punya ke inginan
sedikitpun tentang dirinya ini adalah pendapat bathil sesat dan menyesatkan..dan
berkata ‘Umar bin Khatab r.a tentang
mereka:”hati-hatilah kalian terhadap ahlul rayi(aqlaniun)karena sesungguhnya
mereka adalah musuh-musuh sunnah.berat bagi mereka menghafal hadits.maka mereka
berkata dengan pendapat mereka sendiri,hingga mereka sesat dan menyesatkan.”(Al-Lalakaiy,Ibnu
Abdil Barr dlm al-jami’ hal 476).juga al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah
berkata:”jika seseorang mempelajari ilmu
kalam(mantiq/filsafat),maka ketika ia mempelajarinya pagi hari,sore harinya ia
telah menjadi gila.”
Demikianlah sekelumit tentang mereka para aqlaniun/penyembah
ataupun mengedepankan akal{logika}.mereka ada dan terus melancarkan pemikiran
dan pendapatnya dengan sesuatu bentuk penyimpangan.mereka ada dalam musuh
ataupun dalam kalangan yg mengaku beragama islam islam.dengan penyesatan yg
ada.dengan bentuknya masing-masing dari yg menggunakan hujjah mereka ataupun
dengan mempermainkan ataupun mensalah artikan al-qur’an dan sunnah nabi
s.a.w,menurut logika dan penalaran mereka.tanpa harus melihat dan merujuk para
shahabat nabi s.a.w serta orang-orang yg berada di atas jalannya.yg mereka(para
shahabt nabi s.a.w)lebih mengetahui tentang al-qur’an dan sunnah nabi
s.a.w.karena pada merekalah ALLAH s.w.t menurunkan al-qur’an kepada rasulullah
s.a.w.dan dengan mmerekalah rasulullah s.a.w berkata dan berbuat.akhirnya
shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada penutup para nabi dan
rasul,panutan bagi segenap alam:Muhammad bin Abdillah s.a.w,serta para shahabt
beliau seluruhnya,tabi’in,tabi’ut tabi’in,serta orang-orang yg mengikutinya
sampai akhir zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar