
Segala puji bagi ALLAH azza wa jalla,yg telah menetapkan
halal dan haram ataupun baik dan buruk menurut kadarnya masing-masing.yang IA
ciptakan sendiri dengan ketentuanNYA pula.dengan ilmuNYA,IA memberikan
pengetahuan tentang keduanya bagi siapa yg di kehendakiNYA.sebagai mana yg
rasulullah s.a.w sabdakan:”yang halal telah jelas,dan yang haram telah
jelas.diantara keduanya ada perkara yg samar(subhat),yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang.barang siapa yang
berada dalam yang samar,maka ia telah berada di dalam perkara yang haram.”(riwayat:Bukhari-Muslim/dari
jalan shahabat An’Numan bin Basyir r.a.).dan dalam hadits yg di riwayatkan dari
jalan shahabat Hasan bin Ali r.a ia berkata;’aku hafal suatu hadits dari
rasulullah sa.w.:”tinggalkanlah apa yg meragukanmu,kepada apa yg tidak meragukanmu.”(An-Nasai-At-Thirmidzi-Ibnu
Hibban).dan sabda beliau s.a.w.dari
An-Nawas bin Sam’an r.a dari nabi
sa.a.w beliau bersabda:”kebaikan adalah perilaku yg baik.dan dosa
itu apa yg meragukan dalam hatimu dan engkau tidak suka jika orang lain
mengetahuinya.”(Muslim)
Adalah jual beli satu
dari sekian banyak ketentuanNYA,yg IA berikan bagi para manusia di muka
bumi.sebagaimana firmanNYA:”wahai
orang-orang yg beriman!janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yg bathil.kecuali dalam perdagangan yg berlaku atas dasar suka suka di sama
antara kamu.”(Q.S An-Nissa 29).namun perlu di ketahui dalam akad/ketentuan
jual beli terdapat berbagai macam cara sebagaimana ketetapan dan cara
lainnya.karena didalamnya terdapat keinginan seseorang atau pun beberapa orang
dalam mencari keuntungan berupa uang
ataupun materi juga kepuasan bagi orang yang menginginkan suatu barang tertentu.karena
itu pula syaithan masuk melalui pintu-pintu ini,sebagaimana yang rasulullah
s.a.w sabdakan:”jika engkau bisa maka janganlah menjadi orang yg paling pertama masuk
pasar dan yg teraakhir keluar darinya. Sebab pasar merupakan pertarungan
syaithan,dan di sana syaithan menancapkan panjinya.”(Muslim dari
shahabat Salman Al-Farisi).lihat juga
tulisan saya perihal riba dan macamnya.
Disini penulis mencoba mengutarakan apa-apa yang harus di
lakukan dan apa-apa yg harus di jauhi dalam akad jual beli,agar seseorang
terhindar dari sesuatu yg haram,samar-samar(subhat).tentunya dengan se izin
ALLAH s.w.t,serta melalui kalam/hadits-hadits rasulullah s.a.w.
Syarat sahnya jual beli telah di tetapkan dalam islam
sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan dari jalan shahabat Ibnu ‘Umar r.a
bahwa rasulullah s.a.w bersada:”dua orang yg berjual beli,masing-masing
mempunyai hak pilih(diteruskan atau tidak)selama keduanya belum
berpisah.kecuali apabila dalam jual beli itu telah di tentukan sebelumnya satu
pilihan tertentu”(Muslim 1477).dan beliau s.a.w juga telah memberitahukan
bagaimana akad dalam jual beli ini berlangsung,agar mendapatkan keberkahan di
dalamnya.sebagaimana yang rasulullah s.a.w katakan dalam sebuah hadits yg di
riwayatkan dari jalan shahabat Anas bin Malik r.a ia berkata;’pernah
terjadi kenaikan harga barang-barang di Madinah pada zaman rasulullah
s.a.w.orang-orang berkata;’ya..,rasulullah,telah naik harga-harga bagi
kami.maka rasulullah s.a.w bersabda:”sesungguhnya ALLAH itu penetap harga,yg
menahan,yg melepas,yg memberi rizki.dan sesungguhnya aku berharap bertemu ALLAH
dalam keadaan tidak seorangpun dari kamu
menuntut aku lantaran mendzolimi jiwa atau harga.”(Bukhari-Musdlim-Thirmidzi)
Maka ketahuilah bahwasanya syarat sahnya jual beli agar dapat mendapatkan
keberkahan antara lain:
1.jujur.sebagaimana
yg di sabdakan rasulullah s.a.w dari Abu Huirairah r.a katanya;’rasulullah s.a.w
melarang dua macam cara jual beli:mulamasah dan munabadzah.mulamasah ialah
menjual dengan menyentuh barang dagangan tanpa meneliti oleh si
pembeli.munabadzah ialah menjual dengan cara melemparkan barang dagangan kepada
si pembeli tanpa meneliti barang tersebut.”(Muslim 1452).dan dalam
hadits lainnya dari Hakim bin Hizam r.a dari nabi s.a.w beliau bersabda:”dua orang yg
berjual beli masing-masing mempunyai hak pilih(meneruskan atau tidak)selama
kerduanya belum berpisah.jika keduanya berlaku jujur dan terus terang
menjelaskan(keadaan barang)maka mereka di beri berkah dalam jual beli
tersebut.tapi jika mereka berdusta dan menyembunyikan cacat barang,maka akan hilanglah
berkah beli mereka.”(Muslim 1479).dan dalam hadits lainnya dari shahabat
Abu Sa’id Al-Khudri r.a dari nabi s.a.w beliau bersabda:”pedagang yg jujur,dan
pemegang amanah akan bersama para nabi,orang-orang yg jujur dan orang-orang yg
syahid.”(Thirmidzi menurutnya hasan-Ibnu Majah/dlm targhib wa targhib.)
2.tidak
mengandung unsur sihir di dalamnya.seperti penjelasan yg yg menipu pendengaran
dan penglihatan,juga kata-kata yg dapat mengelabui pikiran serta hati si
pembeli.sebagaimana yg di sabdakan rasulullah s.a.w dari shahabat Ibnu ‘Umar r.a ia
berkata:’rasulullah s.a.w bersabad:”sesungguhnya di dalam kata-kata yg indah terdapat
di dalamnya sihir.”(Bukhari-Muslim).
3.tidak
mengatas namakan ALLAH(bersumpah)dalam jual beli tersebut.sebagaimana
hadits dari Abu Sa’id al-Hudri r.a ia berkata:’seorang badui lewat
membawa seekor kambing,kemudian aku katakan;’apakah akan kamu jual dengan harga
tiga dinar?’lalu ia menjawab;tidak demi ALLAH’kemudian ia menjualnya,lalu hal
tersebut aku ceritakan kepada rasulullah s.a.w,maka beliau bersabda:”ia telah
menjual akhiratnya dengan dunia.”(Ibnu Hibban).dan dalam hadits lainnya
di katakan:”sesungguhnya sumpah itu akan melariskan dagangan dan menghilangkan
berkah”(Bukhari-Muslim).
4.Tidak
menahan dan memainkan harga barang,untuk bertujuan menguasai
pasaran(monopoli).sebagaimana yg rasulullah s.a.w sabdakan dari shahabat Abu
Ma’mar dan ada yg mengatakan Ibnu Abdullah bin Nadhah ia berkata;’rasulullah
s.a.w bersabda:”barang siapa yg menimbun makanan(barang/penulis)maka ia
berdosa.”(Muslim-Abu Daud-Thirmidzi).
5.tidak
mengandung unsur tipuan di dalamnya.sebagai mana hadits dari Abu Hurairah r.a ia berkata;’rasulullah s.a.w
pernah melewati seonggok makanan dan beliau memasukkan tangannya kedalam
makanan tersebut.kemudian beliau mendapati
jari tangannya basah.dan rasulullah s.a.w pun bertanya:”apakah ini wahai
pemilik makanan?”ia menjawab;’makanan itu terkena air hujan wahai
rasulullah’beliau bersabda:”tidakkah sebaiknya engkau meletakkannya di bagian
atas hingga orang dapat melihatnya?barang siapa menipu kami maka ia bukan
termasuk golongan kami.”(Muslim).
6.tidak
memberikan harga yg terlalu tinggi di saat pembeli membutuhkan barang ,selagi
ia(pembeli)tidak memiliki uang cukup untuk barang tersebut.juga tidak menawar
terlalu rendah kepada barang yg di jual.sebagaimana hadits yg di riwayatkan dari
Jabir bin Abdullah r.a ia berkata;’rasulullah s.a.w.bersabda:”semoga ALLAH
merahmati seorang hamba yang lapang hati apabila menjual dan berlapang hati apabila
ia membeli,dan berlapang hati apabila ia menagih.”(Bukhari-Ibnu Majah).
7.tidak
menawar barang barang yg sedang di tawar ataupun yg telah di beli
seseorang.sebagaimana yg rasulullah s.a.w sabdakan:”janganlah kalian saling
membenci,dan janganlah kalian saling membelakangi,dan janganlah kalian
salingmenawar barang yg telah di tawar oleh yg lain,dan janganlah kalian
membeli barang yg telah di beli orang lain,dan jadilah kalian hamba ALLAH yg
bersaudara(karena)seorang muslim saudara bagi muslim lainnya.”(Muslim).
8.tak di
benarkan menyewakan tanah ladang yg kosong dengan harga ataupun dengan hasil
dari tanah tersebut.sebagaimana yg rasulullah s.a.w sabdakan dari
Jabir bin Abdullah r.a. katanya;’rasulullah s.a.w bersabda:”siapa yg mempunyai
tanh maka hendaklah di tanaminya.jika tidak
sanggup menanaminya maka hendaklah di pinjamkannya kepada saudaranya
sesama muslim tanpa menyewakannya kepadanya.”(Muslim 1497).dan darinya
pula;’rasulullah s.a.w melarang
menyewakan tanah dengan memungut hasil tanamannya.”(Muslim 1498).
9.tidak di
benarkan menjual barang yg belum jelas bentuknya ataupun tidak ada pada si
penjual.serta tidak di benarkan menjual barang yg belum di terima dari si
penjual.sebagaimana sabda rasulullah s.a.w :”siapa yg membeli bahan
makanan,maka janganlah langsung menjualnya sebelum barang tersebut betul-betul
di kuasainya.”(Muslim 1471/dari Ibnu Abbas r.a).dan sabda beliau s.a.w:”siapa
yg menjual pohon kurma yg telah berputik,maka buahnya bagi si penjual,kecuali
bila di tentukan(dalam jual beli)untuk si pembeli.”(Muslim 1489).dan
sabda beliau lainnya:”rasulullah s.a.w melarang menjual anak
binatang yg masih dalam kandungan.( penjualan pada masa jahiliayah).yaitu
seseorang membeli anak unta yg masih dalam kandungan,sehingga lahir anak unta
itu.”(Bukhari-Muslim dari Abdullah bin ‘Umar r.a).
10.di larang
berlaku hianat dalam serikat jual beli
.sebagaimana yg rasulullah s.a.w sabdakan:”ALLAH azza wa jalla berfirman:’AKU adalah
ketiga dari dua orang yg
berserikat,selama salah seorang dari keduanya tidak menghianati
shahabatnya.apabila ia telah menghianatinya,maka AKU berlepas diri darinya.”(Abu
Daud_Al-Hakim dari shahabat Abu Hurairah r.a).
11.sama-sama
ridho dalam jual beli dan tidak ada yg merasa terdzolimi di antara
keduanya(pedagang&pembeli)./sebagaimana sabda rasulullah s.a.w dari
Abi Syuraih r.a ia berkata;’rasulullah s.a.w bersabda:”barang siapa yg
menyetujui saudaranya untuk membatalkan jual belinya,maka ALLAH akan menyetujui
untuk membatalkan dosanya pada hari kiamat.”(At-Thabrani dalam
al-Ausath/dari kitab targhib wa targhib).
Semoga dengan tulisan ini kita bisa terjaga dari perbuatan
yg tidak di ridhoiNYA dalam hal akad jual beli.Akhirnya sha;lawat serta salam
terlimpah dan tercurah kepada penutup para nabi dan rasul,panutan bagi seluruh
makhluk di muka bumi Muhammad bin Abdullah s.a.w .serta tidak ketinggalan pula
bagi para shahabat beliau s.a.w seluruhnya,tabi’in,tabi’ut tabi’in ,serta orang
–orang yg berada di atas jalannya hingga akhir zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar